Senin, 02 Juni 2008

PENGGUNAAN KLASIFIKASI DALAM BERPIKIR

PENGGUNAAN KLASIFIKASI DALAM BERPIKIR

Disususn guna memenuhi tugas

Mata Kuliah Ilmu Mantiq

Dosen Pengampu: M. Anas

H:\imah\religi\Logo.JPG

MAKALAH

Oleh:

Siti Sholihah Na’imah

MA’HAD ‘ALIY

PONDOK PESANTREN WAHID HASYIM

YOGYAKARTA

2008

BAB I

PENDAHULUAN

Berpikir telah kita rumuskan sebagai berbicara dengan diri sendiri di dalam batin. Sperti orang berbicara dengan memakai kata-kata, demikian orang berpikir menggunakan konsep atau pengertian-pengertian. Berpikir dengan jelas dan tepat menuntut pemakaian kata-kata yang tepat agar dapat berpikir dengan lurus. Maka dari itu diperlukan klasifikasi untuk menyelidiki persamaan dan perbedaan kata-kata menurut lingkungannya masing-masing.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Klasifikasi

Klasifikasi adalah pengadaan penggolongan sesuatu menurut lingkungan masing-masing dengan jalan menyelidiki persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya.[1] Klasifikasi adalah pekerjaan budi untuk menganalisa, membagi-bagi, menggolong-golongkan, dan menyusun pengertian-pengertian dan barang-barang menurut kesamaan dan perbedaannya.[2] Penggolongan ini penting sekali dalam proses pemikiran dan ilmu pengetahuan. Karena untuk mengupas suatu persoalan kita harus dapat menangkap bagian-bagiannya serta menguraikan unsure-unsurnya. Demikian pula dalam ilmu pengetahuan, ilmu alam dan ilmu hayat berkembang dengan klasifikasi makhluk-makhluk hidup dalam berbagai golongan. Seluruh kenyataan digolongkan menjadi satu kesatuan yang terperinci, sehingga dapat diketahui perbedaan dan persamaannya.

Klasifikasi (menurut: M. Ali Hasan, 1991) adalah pasal baru yang ditambahkan oleh Porphyrius (233-306 M) terhadap Organon karya Aristoteles dan diberinya nama Eisagoge. Porphyrius membagi sesuatu ke dalam lima bagian:

1. Jenis (genus/جنس)

Ialah himpunan golongan-golongan yang berbeda bentuknya, tetapi sama sifatnya. Seperti hewan yang didalamnya terhimpun golongan: manusia, monyet, kambing, anjing sampai dengan baksil-baksil yang paling kecil dan halus.

2. Golongan (spesies/ نوع)

Ialah sesuatu yang bersamaan bentuknya sama-sama memiliki sifat tertentu yang memisahkannya dari lingkungan golongan lain. Seperti manusia yang memiliki persamaan bentuk, tetapi sifat yang memisahkannya dari golongan lainnya yaitu kemampuan berpikir.

3. Pemisah (diferentia/ فصل)

Ialah satu atau beberapa tanda pengenal yang zati yang memisahkan hakekat suatu golongan dari golongan-golongan lain dalam satu jenis. Seperti kemampuan berpikir memisahkan manusia dari golongan-golongan: monyet, kambing, sapid an sebagainya dalam jenis hewan.

4. Sifat-khusus (proprium= property/ الخا صة)

Ialah satu atau beberapa tanda pengenal yang mendatang (tanda pengenal tambahan) yang dimiliki khusus oleh seluruh anggota golongan. Seperti kesanggupan belajar pada manusia yang menjadi sifat khusus dari dalam golongan manusia.

5. Sifat-umum (accidens=accident/ العرض العام)

Ialah satu atau beberapa tanda pengenal yang mendatang yang tidak khusus dimiliki oleh anggota-anggota satu golongan tetapi dimiliki pula oleh anggota-anggota dari golongan-golongan lain. Seperti hitam bagi manusia bukanlah satu sifat yang khusus baginya, tetapi anggota-anggota golongan lainpun dapat bersifat hitam.

B. Penggunaan Klasifikasi

Dalam berpikir sesuatu , terlebih dahulu perlu diselidiki lingkungan jenis dari sesuatu itu. Kemudian ditetapkan lingkungan golongannya dengan menyelidiki sifat-sifat yang menunjukkan hakekatnya (pemisah) atau sekurang-kurangnya sifat khusus karena sulit sekali untuk menemukan sifat pemisah. Orang tidak akan menemukan sifat pemisah antara pengertian kursi dan pengertian meja. Oleh karena itu orang beralih kepada sifat-sifat khusus yang dimiliki sesuatu.

Menentukan lingkungan jenis ataupun lingkungan golongan dengan jalan menentukan sifat-sifat yang menyatukannya dan memisahkannya, berarti melakukan azas pembagian setiap kelompok secara tertib. Azas pembagian secara tertib ini disebut fundamentum divisionis. Mengabaikan fundamentum divisionis ini dapat menyesatkan orang kepada pembagian-pembagian secara keliru yang mengakibatkan kesalahan-kesalahan dalam menetapkan pengertian yang benar. Seperti sesorang yang berkehendak membagi jenis alat pengangkutan (helicopter, delman, gerobak, kapal) ke dalam beberapa lingkungan golongan kemudian dibaginya kepada alat pengangkutan laut, alat pengangkutan udara, dan alat pengangkutan darat. Di sini kita jumpai kekeliruan pembagian karena helicopter termasuk alat pengangkutan udara, sedangkan delman dan gerobak termasuk golongan alat pengangkutan darat.[3]

C. Aturan-aturan Klasifikasi

1. Klasifikasi harus lengkap

Bila suatu hal dibagi-bagi, maka bagian-bagian yang kita perinci harus meliputi semua bagian sehingga jika bagian-bagian itu dijumlah lagi, hasilnya tidak kurang dan tidak lebih dari kesatuan yang dibagi-bagi tersebut. Di samping itu, pembagian harus cukup terperinci hingga dapat menampung segala kemungkinan.

2. Penggolongan harus sungguh-sungguh memisahkan

Artinya bagian yang satu tidak bpleh mengandung bagian yang lain, tidak boleh ada overlapping, tumpang-tindih, golongan harus dibedakan dengan jelas. Untuk itu, sebaiknya ada perlawanan antara bagian-bagian yang terperinci.

3. Penggolongan harus menurut dasar dan baris yang sama

Maksudnya harus konsekuen dan tidak memakai satu atau lebih dasar sekaligus dalam pembagian yang sama.

4. Penggolongan harus cocok untuk tujuan yang hendak dicapai.[4]

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Klasifikasi

Ialah pekerjaan budi untuk menganalisa, membagi-bagi, menggolong-golongkan, dan menyusun pengertian-pengertian dan barang-barang menurut kesamaan dan perbedaannya.

2. Penggunaan klasifikasi

Dalam berpikir sesuatu terlebih dahulu harus diselidiki lingkungan dari jenis sesuatu tersebut kemudian menentukan lingkungan jenis sesuatu tersebut.

3. Aturan-aturan penggolongan

a. Penggolongan harus lengkap

b. Penggolongan harus sungguh-sungguh memisahkan

c. Penggolongan harus menurut dasar atau garis yang sama

d. Penggolongan harus cocok untuk tujuan yang hendak dicapai

DAFTAR PUSTAKA

Hasan, M. Ali. Ilmu Mantiq Logika. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. 1991.

Poespoprodjo, W. Logika Ilmu Menalar edisi kedua. Bandung: Remadja Karya. 1989.



[1] M. Ali Hasan, Ilmu Mantiq Logika, (Pedoman Ilmu Jaya: Jakarta),1991, hlm: 35.

[2] Dr. W. Poespoprodjo. L. Ph., S.S., Logika Ilmu Menalar edisi kedua, (Remaja Karya: Bandung),1989, hlm: 59.

[3] M. Ali Hasan, hlm: 40.

[4] Dr. W. Poespoprodjo, hlm: 61.

PERKEMBANGAN WIRELESS SEBAGAI BENTUK KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM ERA GLOBALISASI

TEKNOLOGI INFORMASI

PERKEMBANGAN WIRELESS SEBAGAI BENTUK KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM ERA GLOBALISASI

A. PERKEMBANGAN WIRELESS

Menjadi pelopor pembangunan akses internet wireless di Bogor, PT BoNet Utama menyediakan koneksi Internetnya melalui VSAT (Very Small Apateur Terminal) ke World Wide Web. Hal ini untuk memberikan pilihan bagi para pengguna Internet untuk mengirim email dan download data yang tidak tergantung dari infrastuktur telekomunikasi dial-up.

Teknologi jaringan komputer tanpa kabel untuk mengakses Internet boleh dikatakan diawali dari kampus ITB di Bandung, yang pada saat itu dimotori oleh Dr. Onno W. Purbo dengan tim CNRG-nya, dimana mereka merakit komputer PC sederhana yang dilengkapi dengan FreeBSD dengan tambahan card PCMCIA WaveLAN dan ethernet card, dibantu dengan antena outdoor sehingga dapat menjangkau jarak sambungan yang cukup jauh.

Akal-akalan yang merupakan hasil kreatifitas murni ini sampai hari ini masih dimanfaatkan oleh banyak warnet dan perusahaan-perusahaan menengah, walaupun PCMCIA card yang namanya WaveLAN itu sudah almarhum, perusahaannya dibeli oleh Lucent, untuk kemudian dirubah nama produknya menjadi Orinoco dari Avaya, anak perusahaannya Lucent. Jadi, dihimbau untuk tidak menyebut teknologi wireless dengan sebutan WaveLAN, karena konotasinya salah dan bisa di tertawakan oleh orang-orang yang mendalami teknologi ini, cukup menyebut WLAN atau Wireless-LAN.

Teknologi yang dipakai oleh grupnya CNRG pada waktu itu sebetulnya menggunakan satu standar dari IEEE, yaitu kumpulan para insinyur dari seluruh dunia (tepatnya dari Amerika) yang menelurkan standar 802.11 yaitu standar komunikasi jaringan dengan tanpa menggunakan kabel dan menggunakan frekwensi 2,4GHz. Pada saat itu, percobaan yang dilakukan dengan menggunakan card WaveLAN hanya dapat memindahkan data sebesar 2Mbps, sedang saat ini, standar yang banyak dipakai adalah 802.11B yang dapat memindahkan data sampai 11Mbps, dan tahun mendatang kemungkinan akan digantikan atau bergeser ke standar 802.11G yang dapat memindahkan data sampai 50Mbps!.

Pada awal tahun 2000-an yang lalu, ada beberapa perusahaan Taiwan dan Jepang yang membuat satu terobosan, yaitu dengan membuat apa yang sering disebut sebagai Wireless in The Box, yaitu perangkat ‘ciptaan’ Onno dan kawan-kawan yang dikemas dalam bentuk yang lebih kecil, tanpa menggunakan komputer.

Wireless in The Box ini (WITB) berisi card PCMCIA yang dipasang pada satu papan elektronik yang dirancang sedemikian rupa, sehingga dapat memindahkan data dari radio yang ada di PCMCIA ke saluran ethernet. Jadi, ada dua koneksi yang ada di WITB, satu sambungan ke antena luar, satu sambungan RJ-45 standar ethernet, dan dua lain sambungan standar serial untuk pengaturan awal, dan sambungan power ke adaptor 9 volt. WITB disambung ke switch atau hub dalam jaringan lokal, untuk kemudian dengan menggunakan software yang disertakan pada unit tersebut, kita dapat mengatur berbagai parameter yang ada, seperti pengaturan IP address, client dan access point, dan pengaturan lainnya yang merupakan kelengkapan penggunaan WITB.

Penggunaan WITB makin lama akan semakin banyak, karena infrastruktur yang dikuasai oleh PT Telkom belum bisa memberikan solusi murah dan tersedia di semua daerah, sementara itu tidak banyak yang sadar, bahwa frekwensi 2,4GHz yang bentangannya antara 2,4000GHz sampai 2,4835GHz ini, hanya menyediakan 3 saluran (channel) yang betul-betul tidak saling interferensi, sementara 8 saluran lainnya saling benturan frekwensi satu sama lain, dan ini semua berdasarkan standar 802.11B. Hanya tiga orang atau tiga perangkat yang dapat dipakai tanpa berbenturan satu sama lain, dalam satu jarak tertentu, dan ini merupakan salah satu kelemahan teknologi ini.

1. AMPS (ADVANCED MOBILE PHONE SYSTEM)

a. Teknologi untuk telepon seluler analog yang lama

b. Suara dikonversi menjadi gelombang radio FM dan dikomunikasikan dari telepon ke menara dan sebaliknya

c. Hanya satu komunikasi suara dlm satu kanal radio

2. TDMA (TIME DIVISION MULTIPLE ACCESS)

a. Teknologi digital yang membagi kanal radio menjadi slot waktu yang bervariasi.

b. Menggunakan gelomb. radio dan FM

c. Dalam sata kanal radio dapat digunakan untuk beberapa komunikasi dan kapasitasnya dpt meningkat.

3. GSM (GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION)

Standar eropa yang telah diadaptasikan keseluruh dunia. Teknologi yang digunakan: TDMA untuk komunikasi antar telepon dan menara (cell site). GSM adalah sistem telekomunikasi bergerak yang menggunakan sistem selular digital (sistem telekomunikasi bergerak / STB) .

Ada dua macam GSM :

a. STB Non Selular

Sistem telekomunikasi bergerak yang memiliki daerah cakupan yang sangat luas. Mendirikan menara pemancar dan penerima.

b. STB Selular.

STB yang dibagi menjadi daerah yang lebih kecil.

Arsitektur jaringan GSM :

a. MS(Mobile Station) perangkat pelanggan

i. Tranciever, display, digital signal processor, kartu pintar: Subscriber identity module (SIM).

ii. MS dengan BSS berkomunikasi melalui Um Interface/radio link/air interface

iii. Station Subsystem (SS) berkomunikasi dengan MSC melalui A interface.

iv. Dlm GSM identitas panggilan dihub. dengan SIM bukan HPnya.

b. BSS(Base Station Subsystem): kendali hub radio dengan MS

c. NS/SS (Network Subsystem/switching system): yg melakukan switching antar pengguna jar. Bergerak/ tetap. Bagian utamanya: MSC(mobile services switching center).

d. SIM (Subscriber identity module)

i. Fasilitas mobilitas pribadi, jadi pelanggan dpt menggunakan layanan berlangganan tidak dengan terminal khusus.

ii. Dengan memasukan SIM ke MS lain dpt melakukan panggilan dan menerima panggilan dan layanan lain dari terminal tersebut.

iii. Kartu SIM ada password: PIN (personal identity number)

e. PIN (personal identity number)

i. Penggunaan PIN max 3 kali, apabila salah memasukan PIN berturut2 3 kali akan diblok.

ii. Pengguna bisa mengatasi dengan memasukan PUK (Personal unblock key) dan jika 10 x salah berturut-turut maka kartu SIMnya Wassalam (diganti)

f. Ukuran SIM

i. Ukuran kredit card (ISO format)

ii. Ukuran perangko (Plug-In Format)

Ada Micro SIM Adapter

Berfungsi untuk mengubah ukuran SIM dari dari perangko ke ISO

SIM memiliki memori: untuk simpan data

Besarnya bermacam: 1, 3, 8, s.d 16 KB yg dpt digunakan untuk simpan 300 nomor telpn dan 50 short message.

g. IMSI (international mobile Subcriber Identity)

Berfungsi untuk mengidentifikasi pelanggan ke dalam sistem, sandi rahasia untuk informasi lainnya.

IMSI termasuk dalam bagian SIM.

IMEI (international mobile Equipment Identity) dan IMSI tidak saling bergantung (independent) sehingga dapat digunakan untuk mobilitas personal.

4. CDMA(CODE DIVISION MULTIPLE ACCES)

Teknologi digital yang baru yang menyebarkan multiple komunikasi suara, dan tiap komunikasi suara dibungkus dengan sebuah kode dan dalam kanal radio yang sangat luas.

5. GPRS(GENERAL PACKET RADIO SERVICES)

Salah satu teknologi data tersambung (packet switched) yang dikembangkan pada jaringan GSM sekarang (2G). Kecepatan layanan ditingkatan menjadi 100 kbps sehingga dapat digunakan oleh GSM generasi 3 (3G)

6. PCS(PERSONAL COMMUNICATION SYSTEM)

Bangunan jaringan PCS agak mirip dengan anatomi tubuh manusia. Tulang kerangka adalah jaringan dan merupakan kerangka fisik dasar yang memungkinkan semua sistem beroperasi. Otot atau urat yang menghubungkan dan menggerakan tulang kerangka adalah aliran data yang menghubungkan komponen-komponen secara bersamaan dan memungkinkan seluruh sistem dapat beroperasi. Fungsi-fungsi jasmani adalah seperti memberi bahan bakar seluruh jaringan yang terjadi melalui fungsi operasi dan pemeliharaan. Sekarang, mari kita fokuskan bahasan kita pada tulang kerangka atau jaringan. Layanan digital yang menggunakan pita frekuensi yang lebih tinggi (1,9 GHz). Pita ini dikenalkan oleh AS. Keuntungannya: Biaya murah, personal unitnya kecil dan ringan, terhubung dengan jaringan exsternal. Implementasi pertama kali: CT-2 (second generation cordless telephony) di Inggris tahun 1991. berfungsi sebagai telepoint. CT-2 mengirim sinyal digital daya rendah(100 MW) dalam pita 864-868 MHz.

Parameter PCS :

a. Harus dapat digunakan oleh public.

b. Harga terjangkau.

c. Transparan pada pegguna.

d. Nilai tambah dan range kebutuhan komunikasi.

e. Menjamin privasi.

f. Antar muka yang seragam.

B. GLOBAL SISTEM FOR MOBILE COMMUNICATION (GSM)

Global System for Mobile communication (GSM) adalah sebuah standar global untuk komunikasi bergerak digital. GSM adalah nama dari sebuah group standarisasi yang dibentuk di Eropa tahun 1982 untuk menciptakan sebuah standar bersama telpon bergerak selular di Eropa yang beroperasi pada daerah frekuensi 900 MHz. GSM saat ini banyak digunakan di negara-negara di dunia

Sebelum GSM, di Indonesia telah ada 2 jenis telepon selular analog, yaitu AMPS (Advances Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile Telephone). Jenis telepon selular digital lainnya yang akan segera dioperasikan di Indonesia adalah DAMPS (Digital AMPS). Tulisan ini mengupas latar belakang, teknologi dan perkembangan GSM.

Pengembangan masing-masing sistem analog yang beroperasi hanya nasional disebabkan adanya orientasi interest yang berbeda bagi masing-masing pengelola, yakni PTT. Akibatnya, pemasaran terbatas hanya satu negara dan tidak dapat mendapatkan jumlah pelanggan yang cukup besar. Tetap diperlukan dukungan infrastruktur yang lengkap dan mahal, sehingga konsekuensinya adalah timbulnya harga jual yang mahal serta biaya pemakaian yang cukup tinggi. Oleh sebab itu pemakai selular terbatas hanya mereka yang benar-benar mampu dan memerlukan, bukan sebagai sarana telekomunikasi yang mencapai segenap lapisan masyarakat.

operator, karena tidak ada ketergantungan sama sekali terhadap satu supplier.

Mobile Station

Merupakan terminal yang dipakai oleh pelanggan untuk melakukan proses komunikasi. Terdiri dari :

· Mobile Equipment (ME)/HP

Merupakan terminal tranceiver

Diidentifikasikan dengan IMEI tertentu

IMEI = International Mobile Equipment Identity

· Subscriber Identification Module (SIM)

Subscriber Identity Module (SIM) adalah sebuah smart card yang berisiwhich stores seluruh informasi user dan beberapa feature dari GSM

Informasi yang ada berupa :

a. Authentication Key “Ki”

b. 2 algorithma enkripsi. Yaitu algoritma autentikasi A3 dan A8 sebagai cipher key

c. IMSI and TMSI

d. Service tambahan

SIM card dilindungi oleh sebuah mekanisme Personal Identity Number (PIN) yang dimiliki user

Catatan : MS tidak akan dapat berhubungan tanpa SIM card

ME

S

IM

Mobile Station

SM

Base Station Subsystem(BSS)

BSS terdiri dari dua buah perangkat :

a. Base Transceiver Station (BTS)

b. Base Station Controller (BSC)

Antara BTS dan BSC dihubungkan oleh Abis interface

Base Tranceiver Station (BTS)

BTS merupakan tranceiver yang mendefinisikan sebuah sel dan menangani hubungan link radio dengan MS. BTS terdiri dari perangkat pemancar dan penerima, seperti antenna dan pemroses sinyal untuk sebuah interface. BTS berkomunikasi dengan MS dengan Um interface

C. Wi-Fi (Wireless Fidelity)

"Wireless Fidelity", memiliki pengertian yaitu sekumpulan standar yang digunakan untuk Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks - WLAN) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Standar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.16 g, saat ini sedang dalam penyusunan, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya.

Secara teknis operasional, Wi-Fi merupakan salah satu varian teknologi komunikasi dan informasi yang bekerja pada jaringan dan perangkat WLANs (wireless local area network). Dengan kata lain, Wi-Fi adalah nama dagang (certification) yang diberikan pabrikan kepada perangkat telekomunikasi (Internet) yang bekerja di jaringan WLANs dan sudah memenuhi kualitas interoperability yang dipersyaratkan.

Wi-Fi (Wireless Fidelity) adalah koneksi tanpa kabel seperti handphone dengan mempergunakan teknologi radio sehingga pemakainya dapat mentransfer data dengan cepat dan aman. Wi-Fi tidak hanya dapat digunakan untuk mengakses internet, Wi-Fi juga dapat digunakan untuk membuat jaringan tanpa kabel di perusahaan. Karena itu banyak orang mengasosiasikan Wi-Fi dengan “Kebebasan” karena teknologi Wi-Fi memberikan kebebasan kepada pemakainya untuk mengakses internet atau mentransfer data dari ruang meeting, kamar hotel, kampus, dan café-café yang bertanda “Wi-Fi Hot Spot”. Juga salah satu kelebihan dari Wi-Fi adalah kecepatannya yang beberapa kali lebih cepat dari modem kabel yang tercepat. Jadi pemakai Wi-Fi tidak lagi harus berada di dalam ruang kantor untuk bekerja.

Tingginya animo masyarakat khususnya di kalangan komunitas Internet menggunakan teknologi Wi-Fi dikarenakan paling tidak dua faktor. Pertama, kemudahan akses. Artinya, para pengguna dalam satu area dapat mengakses Internet secara bersamaan tanpa perlu direpotkan dengan kabel. Konsekuensinya, pengguna yang ingin melakukan surfing atau browsing berita dan informasi di Internet, cukup membawa PDA (pocket digital assistance) atau laptop berkemampuan Wi-Fi ke tempat dimana terdapat access point atau hotspot. Menjamurnya hotspot di tempat-tempat tersebut yang dibangun oleh operator telekomunikasi, penyedia jasa Internet bahkan orang perorangan dipicu faktor kedua, yakni karena biaya pembangunannya yang relatif murah atau hanya berkisar 300 dollar Amerika Serikat. Peningkatan kuantitas pengguna Internet berbasis teknologi Wi-Fi yang semakin menggejala di berbagai belahan dunia, telah mendorong Internet service providers (ISP) membangun hotspot yang di kota-kota besar dunia.

Aplikasi dalam Masyarakat :

Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Elektronik di Era 3G

Kebutuhan manusia untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas semakin meningkat, hal ini bisa dilihat dari banyaknya mahasiswa Indonesia yang melanjutkan sekolah ke luar negeri. Harapan mereka tentu saja agar mereka bisa mendapatkan ilmu yang lebih baik dengan sarana dan prasarana sekolah yang memadai. Dan tentu saja biaya yang harus dikeluarkan untuk sekolah ke luar negeri ini tidak kecil, mulai dari biaya perjalanan, biaya hidup hingga biaya kuliah. Dengan alasan tersebut kini banyak sekali bermunculan teknologi pendidikan seperti : sekolah-sekolah maya (cyber school) , virtual class maupun long distance learning seperti yang diterapkan oleh Cisco. Dimana long distance learning ini kemudian dikenal dengan istilah E-Learning. Istilah ini sendiri berarti adalah sebuah sistem pembelajaran (learning) secara elektronik, misalnya saja pembelajaran lewat multimedia CD-ROM, PDA, MP3Player ataupun web site.

Dengan sistem pembelajaran secara elektronik diatas bisa dimungkinkan seorang pelajar tidak perlu untuk bertatap muka dengan pengajar secara langsung, mereka cukup mendownload materi-materi yang diajarkan, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan serta mengirimkan tugas-tugas yang telah mereka kerjakan. Sehingga biaya kuliah untuk mendapatkan pengajaran yang berkualitas di luar negeri bisa berkurang secara drastis karena seorang pelajar bisa mengikuti kuliah tersebut dari rumahnya.

Salah satu kekurangan dari sistem pengajaran diatas adalah kurangnya interaksi antara pengajar dan pelajar karena mereka tidak bisa bertatap muka secara langsung dan juga tidak merasakan benar-benar dalam suasana kelas sehingga seorang pelajar bebas berbuat sesuka hatinya karena tidak ada yang mengawasi.

Dari alasan diatas dengan didukung oleh teknologi komunikasi data yang semakin cepat dunia pendidikan merencanakan untuk membuat “Pengembangan Aplikasi Pembelajaran Elektonik di Era 3G” dimana dalam hal ini pendidikan akan membuat sebuah sistem yang mempunyai kemapuan dibawah ini :

· Sistem mampu mengontrol komputer para pelajar, dimana ketika seorang pelajar mempunyai jadwal kuliah komputer/mobile device pelajar tersebut bisa dikontrol sepenuhnya oleh pengajar sehingga seorang pelajar tidak bisa melakukan aktifitas lain kecuali yang diperbolehkan oleh pengajar.

· Sistem akan mampu menampilkan seorang pengajar yang benar-benar sedang mengajar. (dengan menggunakan live video streaming)

· Sistem akan mampu menampilkan seluruh aktifitas dari semua pelajar yang mengikuti kelas tersebut. (dengan menggunakan live video streaming)

· Sistem mampu menampilkan tampilan layar dari perangkat yang dipakai oleh semua pelajar yang mengikuti kelas tersebut.

· Sistem mampu untuk digunakan sebagai ajang diskusi kelompok maupun ajang berinteraksi antar para pelajar ataupun antara pengajar dan pelajar.

Diharapkan dengan selesainya sistem tersebut, para pelajar dan pengajar bisa benar-benar merasakan suasana didalam kelas (mendengarkan, bertanya, mengerjakan tugas, diskusi kelompok, maupun berinteraksi dengan pelajar lain) sehingga kualitas pengajaran jarak jauh ini bisa menyamai sistem pengajaran yang selama ini kita pakai dan tentu saja dengan sistem yang baru ini seorang pelajar tidak perlu jauh-jauh sekolah ke luar negeri untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

PENUTUP

Seiring perkembangan teknologi tanpa kabel diharapkan dapat mempermudah arus kehidupan manusia. Teknologi informasi yang berkembang dengan pestnya hendaknya menjadi sebuah wacana baru dan ilmu pengetahuan yang harus terus digali dan dicermati oleh semua kalangan manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi telah menjadi bagian dari diri manusia saat ini, sehingga saat ini dapat dikatakan teknologi adalah salah satu kebutuhan primer untuk beberapa golongan manusia. Selain segi kemanfaatan yang utama bagi manusia, hendaknya kita harus tetap waspada pada kejahatn yang tetap meraja lela yang memanfaatkan situasi yang ada, dan sayangnya dibalik perpuatan kotor itu ada orang-orang jenius di dalmnya. Sekiranya kita tidak boleh lupa pada hakekatnya dosa adalah bagian terdekat dalam diri kita dengan neraka, maka jadikanlah ilmu pengetahuan dan teknologi yang kita miliki ini sebagai pengantar kita menuju kemuliaan lebih tinggi untuk mendapatkan surgawi.

SUMBER PUSTAKA

1. Haris Rismawan/splashpower.com/mobilered / “Recharging” tanpa Kabel

2. http://www.x-phones.com/www/as_detail.php?id=357 / Seluk Beluk BTS.

3. http://google.co.id Sistem Telepon Selular Digital GSM / Tulisan Eddy Yuliarso dalam Majalah Insinyur Indonesia, No. 23 Thn XV.

4. http://google.co.id Maulani kapiudin / Aspek securiti pada mobile telecommunication

5. http://google.co.id Jazi Eko Istiyanto / WIRELESS SECURITY

6. http://google.co.id Lebih Nyaman dengan Komputer Nirkabel

7. http://www.bluetooth.com / Si Gigi Biru – Komunikasi Tanpa Kabel Masa Depan

8. http://id.wikipedia.org/wiki/Wi-Fi

9. Latip. 2006. Bahan Mata Kuliah Teknologi Informasi. FIP, UNY.

10. Uke Kurniawan Usman. GLOBAL SISTEM FOR MOBILE COMMUNICATION (GSM). uku@stttelkom.ac.id

11. elektro.online. Sistem Jaringan PCS

12. elektro.online. Fraud dan Metoda Sekuriti pada Komunikasi Telepon Bergerak

PCI DAN PERKEMBANGANNYA

PCI DAN PERKEMBANGANNYA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah

Pengantar Arsitektur Komputer

Dosen Pengampu: Sumarsono, S.T.

Oleh:

Siti Sholihah Na’imah

07650085

PRODI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2008

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan perkembangan ini telah mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi lainnya yang salah satu diantaranya melalui jaringan Internet. Internet tidak lepas dari peranan komputer. Suatu sistem komputer,seperti juga sistem apapun terdiri dari perangkat komponen-komponen yang berinterelasi. Sistem ini paling baik dicirikan dengan istilah struktur-cara komponen-komponen dihubungkan satu sama lain. Lebih jauh lagi, organisasi komputer bersifat hirarkis. Setiap komponen utama dapat dideskripsikan lebih jauh ke dalam sub-sub komponen utamanya dan mendeskripsikan struktur serta fungsinya.

Suatu sistem komputer terdiri dari prosesor, memori, I/O dan interkoneksi diantara komponen-komponen utamanya ini. Komponen-komponen ini diinterkoneksikan dengan cara agar memperoleh fungsi dasar komputer, yaitu untuk mengeksekusi program.

Dalam makalah ini, penulis mencoba membahas tentang salah satu bus yang ada pada komputer yaitu PCI (Peripheral Component Interconnect) agar diketahui bagaimana struktur, perintah-perintah dan perkembangan PCI tersebut.

,PEMBAHASAN

A. Pengertian PCI

PCI (Peripheral Component Interconnect) merupakan bus yang tidak tergantung prosesor dan berbandwidth tinggi yang dapat berfungsi sebagai bus mezzanine atau bus peripheral dibandingkan dengan spesifikasi bus lainnya. Peripheral yaitu peralatan- peralatan di luar sistim mikrokomputer yang dapat berhubungan dengan sistim mikrokomputer, antara lain monitor (output), printer (output), keyboard (input), mouse (input).[1]

PCI memberikan sistem yang lebih baik bagi subsistem I/O berkecepatan tinggi (misalnya: graphic display adapter, network interface controller, disk cotroller, dll). Standar yang berlaku saat ini mengizinkan pengunaan sampai 64 saluran dan pada kecepatan 33 MHz, bagi kelajuan transfer 264 Mbyte/detik, atau 2,112 Gbps. Namun bukan hanya kecepatannya saja yang tinggi yang membuat PCI menarik, PCI khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan I/O sistem yang modern secara ekonomi. PCI hanya memerlukan keping yang lebih sedikit untuk mengimplementasikan dan mendukung bus lainnya yang dihubungkan ke bus PCI.

Intel mulai menerapkan PCI pada tahun 1990 untuk sistem berbasisi pentiumnya. Segera Intel menerbitkan semua patent bagi domain publik dan mempromosikan pembuatan himpinan industri, PCI SIG, untuk pembuatan lebih lanjut dan memelihara kontabilitas spesifikasi PCI. Hasilnya adalah bahwa PCI secara luas diterima dan penggunaannya pada komputer pribadi, workstasion, dan sistem server terus meningkat. Versi saat ini, PCI 2.0. diterbitkan 1993. karena spesifikasinya berada di dalam domain publik dan didukung oleh industri microprocessor dan peripheral secara luas, PCI yang dibuat oleh vendor yang berlainan tetap kompatibel.

PCI dirancang untuk mendukung bermacam-macam konfigurasi berbasis mikroprosesor, baik sistem microprosesor tunggal maupun banyak. Karena itu, PCI memberikan sejumlah fungsi untuk kebutuhan umum. PCI memanfaatkan timing sinkron dan pola arbitrasi tersentralisasi. Kombinasi pengontrol DRAM dan bridge dengan bus PCI memberikan coupling yang erat dengan prosesor dan kemampuan pengiriman data berkecepatan tinggi. Bridge berfungsi sebagai suatu buffer data sehingga kecepatan bus PCI berbeda dengan kemampuan I/O prosesor. Fungsi bridge yang menjaga agar PCI tidak tergantung pada kecepatan prosesor memberikan kemampuan untuk menerima dan mengirimkan data secara cepat.

B. Struktur Bus

PCI dapat dikonfigurasikan sebagai bus 32-bit atau 64-bit. Signal-signal yang diharuskan bagi PCI dibagi menjadi kelompok-kelompok fungsional sebagai berikut:

1. System pins:

Meliputi pin waktu dan pin reset.

2. Address dan Data Pins:

Meliputi 32 saluran yang time-multiplexed bagi alamat data. Saluran lainnya di dalam kelompok ini digunakan untuk menginterpretasi dan memvalidasi saluran-saluran signal yang membawa alamat dan data.

3. Interface Control Pins:

Mengotrol timing transaksi dan mengkoordinasikan antara inisiator dan target.

4. Arbitration Pins:

Tidak seperti saluran signal PCI lainnya, pin-pin ini bukan saluran yang dipakai bersama-sama. Melainkan masing-masing master PCI memiliki pasangan saluran arbitrasinya sendiri yang menghubungkannya secara langsung dengan arbiter bus PCI.

5. Error Reporting Pins:

Digunakan untuk melaporkan error parity dan error-error lainnya.

Selain itu, spesifikasi PCI mendefinisikan 50 saluran signal optimal yang dibagi menjadi kelompok-kelompok fungsional sebagi berikut:

1. Interrupt Pins:

Saluran signal ini disediakan bagi perangkat-perangkat PCI yang harus menghasilkan request untuk layanan. Seperti halnya arbiterasi, pin-pin ini pun bukan saluran yang dapat dipakai bersama. Melainkan masing-masing perangkat PCI memiliki sendiri saluran interrupt ke pengpntrol interrupt.

2. Cache Support Pins:

Pin-pin ini diperlukan untuk mendukung memori pada PCI yang dapat di-cache-kan di dalam prosesor atau perangkat lainnya. Pin-pin ini mendukung protokol-protokol snoopy cache.

3. 64-bit Bus Extension Pins:

Meliputi 32 saluran yang merupakan time-multiplexed bafi alamat dan data dan dikombinasikan degab saluran alamat atau data untuk membentuk bus alamat/data 64-bit. Saluran lainnya di dalam kelompok ini digunakan untuk menginterpretasi dan memvalidasi saluran-saluran signal yang membawa alamat/data. Terakhir, terdapat dua saluran yang memungkinkan dua perangkat PCI untuk menyetujui penggunaan kemampuan 64-bit.

4. JTAG/Boundary Scan Pins:

Saluran-saluran signal ini mendukung pengujian prosedur-prosedur yang ditentukan dalam standard 149.1 IEEE.

C. Perintah-perintah PCI

Aktivitas bus terjadi dalam bentuk transaksi antara sebuah mistator, atau master dengan sebuah target. Ketika mempperoleh kontrol bus , master bus menentukan jenis transaksi yang akan terjadi berikutnya. Selama fase alamat dari suatu transaksi, saluran C/BE dipakai untuk memberikan signal tenis transaksi. Perintah-perintah itu adalah:

1. Interrupt Acknowledge

Adalah perintah baca yang ditujukan bagi perangkat yang berfungsi sebagai pengotrol interrupt pada bus PCI. Saluran alamat tidak digunakan sekama fase alamat, dan saluran byte enable menunjukkan ukuran interrupt identifier untuk dikembalikan.

2. Special Cycle

Digunakan oleh inisiator untuk melakukan broadcast pesan ke sebuah target atau lebih.

3. I/O Read dan I/O write

Digunakan untuk melakukan transfer data antara inisiator dengan pengontrol I/O. setiap alamat I/O memiliki ruang tersendiri, dan saluran alamat digunakan untuk menunjukkan perangkat tertentu dan untuk menspesifikasikan data yang akan ditransfer ke perangkat itu atau ditransfer dari perangkat tersebut.

4. Memori read dan write

Digunakan untuk menspesifikasikan transfer data, yang menempati satu siklus waktu atau lebih. Interpretasi perintah-perintah ini tergantung pada apakah pengontrol memori pada bus PCI mendukung protokol PCI untuk trasfer antara memori dengan cache atau tidak. Perintah Memory Write dipakai untuk mentransfer data dalam satu siklus waktu atau lebih ke memori.

5. Memory Write and Invalidate

Mentransfer data dalam satu siklus waktu atau lebih ke memori. Selain itu, perintah ini menjamin bahwa sedikitnya satu saluran cache akan ditulis. Perintah ini mendukung fungsi cache tentang penulisan kembali saluran ke memori.

6. Configuration Read dan Write

Kedua perintah konfigurasi memungkinkan suatu master membaca dan meng-update parameter-parameter konfigurasi pada perangkat yang terhubung ke PCI. Masing-masing perangkat PCI dapat meliputi hingga 256 buah register internal yang digunakan selama inisialisasi sistem untuk mengkonfigurasi perangkat itu.

7. Dual Address

Digunakan oleh inisiator untuk menunjukkan bahwa inisiator memakai pengalamatan 64 bit.

C. Transfer Data

Setiap transfer data pada PCI merupakan transaksi tunggal yang terdiri dari sebuah fase alamat dan satu atau lebih fase data. Berikut akan dijelaskan mengenai timing transakasi pembacaan. semua kejadiannya disinkronkan dengan transaksi balik pewaktu, yang terjadi di tengah-tengah pada setiap siklus waktu. Perangkat bus men-sample saluran bus pada ujung yang naik pada awal siklus bus. Berikut adalah kejadian-kejadian penting yang diberikan sebagai label pada diagram:

1. Sekali master bus telah memperoleh kontrol bus, maka master bus akan memulai transaksi dengan menegaskan FRAME. Saluran ini akan tetap ditegaskan sampai inisiator siap untuk menyelesaikan fase data yang terakhir. Inisiator juga menaruh alamat awal pada bus alamat, dan membaca perintah pada saluran C/BE.

2. Pada awal waktu ke-2, perangkat target akan mengetahui alamatnya di saluran AD.

3. Inisiator berhenti mengendalikan bus AD. Siklus baik(turnaround) diperlukan pada semua saluran signal yang akan dikendalikan oleh lebih dari sebuah perangkat, sehingga penurunan signal alamat akan mempersiapkan bus untuk dipakai oleh perangkat target. Inisiator mengubah informasi pada saluran C/BE untuk memilih saluran AD yang akan digunakan untuk melakukan transfer data beralamat (dari 1 hingga 4 bit) saat itu. Inisiator juga menegaskan IRDY untuk menandakan bahwa dirinya siap untuk butir data pertama.

4. Target yang termilih menunjuk DEVSEL, untuk menunjukkan bahwa target telah mengetahui alamatnya dan akan memberikan respon. Target yang terpilih menempatkan data yang diminta pada saluran AD dan menegaskan TRDY untuk mengindikasikan bahwa data yang valid terdapat pada bus.

5. Inisiator membaca data pada awal waktu ke-4 dan mengubah saluran enable byte, begitu diperlukan dalam persiapan pembacaan berikutnya.

6. Dalam contoh ini, target membutuhkan beberapa saat untuk mempersiapkan blok kedua ntuk transmisi. Karena itu target melepaskan TRDY untuk memberi signal kepada inisiator bahwa tidak akan terdapat data baru selama sklus berikutnya. Kemudian inisiator tidak akan membaca saluran data pada awal siklus waktu ke-5 dan tidak mengubah byte enable selama siklus itu. Blok data dibaca pada awal waktu ke-6.

7. Selama waktu ke-6, target menempatkan butir data pada bus. Namun dalam contoh ini, inisiator belum siap untuk membaca butir data (misalnya inisiator mempunyai kondisi penuh buffer sementara). Karena itu inisiator melepaskan IRDY. Hal ini akan menyebabkan target untuk menyediakan butir data ketiga pada bus siklus waktu tambahan.

8. Inisiator mengetahui bahwa transfer data ketiga adalah yang terakhir, karena itu inisiator melepaskan FRAME untuk memberikan signal ke target bahwa itu merupakan transfer data yang terakhir. Inisiator juga melepaska IRDY untuk memberikan signal bahwa dirinya siap untuk menyesaikan transfer tersebut

9. Inisiator melepaskan IRDY, yang mengembalikan bus ke dalam idle, dan target melepaskan TRDY dan DVSEL.

D. Arbitrasi

PCI memafaatkan pola arbitrasi sentral dan singkron yang masinh-masinh masternya memiliki request unik (REQ) dan signal (GNT). Saluran-saluran signal ini dihubungkan dengan arbiter sentral request grant handshake sederhana digunakan untuk memberikan akses ke bus.

Spesifikasi PCI tidak memharuskan arbitrasi. Arbiter dapat menggunakan pendekatan first-come-firtsserver, pendekatan round-robin, atau pola prioritas lainnya. Master PCI harus mengarbitrasi setiap transaksi yang ingin dibentuknya, yaitu sebuah transaksi terdiri dari sebuah fase alamat yang diikuti oleh satu fase data kontigus atau lebih. Ketika sebuah perangkat A dan B melakukan arbitrasi untuk bus, langkah-langkah yang terjadi adalah sebagai berikut:

1. Pada suatu titik sebelum awal waktu ke-1, A telah menegaskan signal REQ-nya. Arbitrer mensample signal ini pada awal siklus waktu ke-1.

2. Selama siklus waktu ke-1, B membuat request untuk menggunakan bus dengan menegaskan signal REQnya.

3. Pada saat yang sama, arbiter menegaskan GNT-A untuk memberikan hak akses bus kepada A.

4. Master bus A men-sample GNT-A pada awal waktu ke-2 dan memeriksa apakah dirinya telah diberi hak mengakses bus. Master bus juga menemukan pelepasan IRDY dan TRDY yang menandakan bahwa bus tersebut dalam keadaan idle. Selain itu, master bus menegaskan FRAME dan menempatkan informasi alamat pada bus alamat dan perintah pada bus C/BE. Master bus juga melanjutkan penegasan REQ-A, karena master bus memiliki transaksi kedua yang akan dibentuk setelah transaksi ini.

5. Arbitrer bus men-sample semua saluran GNT pada awal waktu ketiga dan membuat keputusan arbitrasi untuk memberikan hak mengakses bus ke B pada transaksi beriknya. Kemudian arbitrer bus menegaskan GNT-B dan melepaskan GNT-A. B tidak akan dapat menggunakan bus hingga bus itu dikembalikan ke keadaan idle.

6. A melepaskan FRAME untuk menandakan bahwa transfer data terakhir sedang dilakukan. A menaruh data pada bus data dan memori signalke target dengan IRY. Target membaca data pada awal siklus waktu berikutnya.

7. Pada awal waktu ke-5, B menemukan IRDY dan FRAME yang dilepaskan dan karena itu B dapat melakukan kontrol terhadap bus dengan menegaskan FRAME. B juga melepaskan saluran REQnya karena B hanya perlu membentuk satu transaksi saja.

E. Perkembangan PCI

Spesifikasi bus PCI pertama kali dirilis pada bulan Juni 1992, sebagai PCI vesi 1.0. Perkembangan selanjutnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Spesifikasi bus PCI Dirilis pada Perubahan yang dilakukan

PCI 1.0 Juni 1992 Spesifikasi asli PCI, yang memiliki lebar bus 32-bit atau 64-bit

PCI 2.0 April 1993 Spesifikasi ini mendefinisikan jenis konektor dan papan ekspansi

PCI 2.1 Juni 1995 Operasi 66 MHz diberlakukan; Perubahan pada latency; Adanya fungsi transaction ordering

PCI 2.2 Januari 1999 Fitur manajemen daya diberlakukan; Ada beberapa klarifikasi mekanika

PCI-X 1.0 September 1999 Spesifikasi PCI-X 133 MHz, sebagai tambahan bagi versi PCI 2.2

Mini-PCI November 1999 Spesifikasi PCI 2.2 untuk motherboard dengan form factor yang kecil (Micro-ATX)

PCI 2.3 Maret 2002 Pensinyalan 3.3 Volt; Penggunaan kartu yang bersifat low-profile

PCI-X 2.0 Juli 2002 Modus kerja 266 MHz dan 533 MHz; dukungan terhadap pembagian bus 64-bit menjadi segmen-segmen berukuran 16-bit atau 32-bit; Pensinyalan 3.3 Volt atau 1.5 Volt.

PCI Express 1.0 Juli 2002 PCI dengan cara transmisi serial, dengan kecepatan 2500Mb/s tiap jalur transmisi tiap arah, menggunakan pensinyalan 0.8 Volt, sehingga menghasilkan bandwidth kira-kira 250MB/s tiap jalurnya; Didesain untuk menggantikan PCI 2.x dalam sistem PC.[2]

PENUTUP

A. Kesimpulan

PCI (Peripheral Component Interconnect) merupakan bus yang tidak tergantung prosesor dan berbanwidth tinggi yang dapat berfungsi sebagai bus mezzanine atau bus peripheral.

Perintah-perintah PCI antara lain: Interrupt Acknowledge, Special Cycle, I/O Read dan Write, Memory Read dan Write, Memory Read Line, Memory Multiple, Memory Write and Invalidate, Configuration Read dan Write, Dual Address cycle.

Perkembangan PCI : PCI 1.0, PCI 2.0, PCI 2.1, PCI 2.2, PCI-X 1.0, Mini-PCI, PCI 2.3, PCI-X 2.0, PCI Express 1.0.

DAFTAR PUSTAKA

bp2.blogger.com, diakses pada 11 Mei 2008

Stalling, William. 1998. Organisasi dan Arsitektur Komputer. Jakarta: PT Prenhallindo.

. wikipedia.org, 2008

www.blogger.com, diakses pada 11 Mei 2008.



[1] bp2.blogger.com, diakses pada 11 Mei 2008.

[2] wikipedia.org, diakses pada 11 Mei 2008.